Beranda | Artikel
FIQIH DAKWAH RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
Minggu, 23 November 2008

Sesungguhnya berdakwah apabila tidak dilakukan dengan benar justru akan mengakibatkan kekacauan. Oleh sebab itu setiap da’i harus meneladani bagaimana fiqih dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut ini sekelumit kisah yang mencerminkan bagaimana bijaknya dakwah beliau. Semoga kita dapat memetik pelajaran dan menjadi para penyeru menuju jalan-Nya, bukan kepada jalan-jalan kesesatan dan kemurkaan. Allahul musta’aan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz ke Yaman maka beliau berpesan kepadanya, “Sesungguhnya kamu akan menemui sebuah kaum ahli kitab, maka jadikanlah dakwah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah syahadat la ilaha illallah, dalam riwayat lain disebutkan; supaya mereka mentauhidkan Allah, kalau mereka sudah menaatimu untuk itu maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kemudian jika mereka pun sudah menaatimu dalam hal itu maka kabarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka sedekah yang diambil dari orang-orang kaya mereka untuk dibagi kepada orang-orang miskin mereka. Dan kalau mereka juga sudah menaatimu dalam hal itu maka jauhilah harta-harta terbaik mereka dan hati-hatilah kamu dari doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits ini

  1. Disyari’atkannya mengutus da’i-da’i ilallah
  2. Syahadat la ilaha illallah merupakan kewajiban yang pertama dan itulah seruan yang pertama kali ditujukan kepada umat manusia
  3. Makna syahadat la ilaha illallah adalah mengesakan Allah dalam ibadah dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya
  4. Orang kafir tidak diakui keislamannya hingga dia mengucapkan dua kalimat syahadat
  5. Bisa jadi orang itu orang yang bisa membaca dan memiliki ilmu (tentang berbagai hal) namun tidak memahami makna la ilaha illallah, atau mengetahuinya namun tidak mengamalkan isinya sebagaimana keadaan ahli kitab
  6. Cara bicara kepada orang yang berilmu tidak sama dengan cara bicara kepada orang yang jahil, sebab Nabi mengatakan,”Sesungguhnya kamu akan menemui sebuah kaum ahli kitab.”
  7. Peringatan penting bagi setiap insan, khususnya para da’i untuk benar-benar membekali diri dengan ilmu yang nyata tentang agamanya agar dia bisa terlepas dari syubhat orang-orang yang gemar menebar syubhat dan hal itu akan didapatkan dengan cara menuntut ilmu
  8. Shalat merupakan kewajiban paling agung setelah dua kalimat syahadat
  9. Zakat merupakan rukun Islam yang paling wajib setelah shalat
  10. Penjelasan tentang salah satu arah (sasaran) penyaluran zakat yaitu orang-orang miskin dan bolehnya membagi kepada golongan ini saja
  11. Tidak boleh mengambil zakat dari harta yang termahal kecuali dengan kerelaan pemiliknya
  12. Peringatan keras agar tidak melakukan kezaliman, dan menunjukkan bahwa doa orang yang dizalimi pasti dikabulkan meskipun dia adalah pelaku maksiat (lihat Al-Mulakhash fi Syarh Kitab At-Tauhid, hal. 49).


Artikel asli: http://abumushlih.com/fiqih-dakwah-rasulullah-shallallahu-%e2%80%98alaihi-wa-sallam.html/